Tasikmalaya KRP – Bank Indonesia Tasikmalaya mendata penyumbang infalsi tertinggi di wilayahnya selain daging ayam juga pada komoditas jeruk, untuk daging ayam ras angka inflasinya sebesar 13,21 persen dengan andil sebesar 0,123 persen.
Sementara, komoditas jeruk, yang angka inflasinya mencapai 19,16 persen dengan andil 0,049 persen terhadap angka inflasi.
Manajer Unit Data Statistik dan Kehumasan BI Tasikmalaya Taufik Hidayat menjelaskan, angka inflasi yang dipicu daging ayam, dikarenakan meningkatnya permintaan masyarakat disaat Ramadan.

“terjadinya inflasi karena permintaannya tinggi, sedangkan ketersediaan daging ayam ras tidak sebanding,” jelas Taufik, Sabtu (8/12/2021).
Selain Daging Ayam, komoditas jeruk jadi penyumbang inflasi di Tasikmalaya saat Ramadan ini.
“di pendemik ini permintaan Jeruk meningkat karena dapat meningkatkan Imunitas menjadi alasan masyarakat memilih jeruk,” tambahnya.
Masih menurut Taufik, Untuk menekan inflasi terutama yang disebabkan daging ayam ras, BI menginisiasi kerjasama antar daerah.
Kerjasama ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan bahan pokok, seperti daging ayam.
“Jika kerjasama antar daerah ini berjalan, pemenuhan komoditas yang dibutuhkan masyarakat dapat tepenuhi,” pungkas Taufik.