CIAMIS, pewarta.id – Gerakan Nasional Pengendalian Imflasi Pangan (GNPIP), menjadi langkah komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah – langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
Kegiatan ini mencakup Perluasan Keriasama Antar Daerah(KAD), dan Komitmen penyelenggaraan Operasi Pasar di daerah rentan gejolak inflasi, serta Implementasi gerakan urban farming dan digital farming.
Asisten Direktur Bank Indonesia Tasikmalaya Nurtjipto mengatakan, Realisasi inflasi Juli 2022 secara Nasional mencapai 3,8 % (ytd) yang mulaj mendekati batas rentang sasaran target 3 ^ I %, sedangkan inflasi Jawa Barat dan Tasikmalaya telah melampaui batas tersebut dengan realisasi masing-masing 4,07 % (ytd) dan 5.18%'(ytd).
“Inflasi Kota Tasikmalaya di bulan Juli didorong o1eh komoditas pangan yaitu bawan merah, cabai merah, tomat, dan cabai rawit.”Kata Nurtjipto Saat Penyerahan Bantuan alat pengelolaan pakan mini feedmill di Desa Mukti Sari, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis, Rabu, (24/08/2022).
Masih Menurut Nurtjipto, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengajak seluruh pihak untuk mengelorakan semangat berjuang dalam mengendalikan inflasi khususnya inflasi pangan.Mengingat Indonesia tengah dihadapkan tantangan seperti tidak kepastian ekonomi global dan risiko stagflasi.
“Jadi upaya sinergi kerjasama antar daerah sangat tepat, untuk mencukupi kelangkaan pangan serta meningkatkan kapasitas produksi, dan juga sebagai Langkah antisipasi gejolak ketahan pangan.”tegas Nurtjipto.
Kabupaten Ciamis, dikenal salah satu sentra peternak ungags baik broiler ( ayam Pedaging) maupun layer (ayam petelor), dari data BPS Ciamis tahun 2021, populasi ayam petelor capai 1.257.424 ekor yang merupakan angka terbesar ke 4 sejawa barat. dengan pasar Kota Tasikmalaya sebesar 40%, pasar local Ciamis, banjar dan pangandaran sebesar 60%.

“Kami Bank Indonesia Bersama Pemerintah Kabupaten Ciamis, dalam meningkatkan produksi pengembangan Klaster Ayam Ras Petelor menyalurkan bantuan peralatan pengelolaan pakan mini feedmill, kepada Koperasi Produsen Peternak Ayam Petelur Ciamis (PPAPC), untuk membantu produksi kebutuhan pakan ayam, yang saat ini menjadi permasalahan di peternak ayam.”pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Syahrif Hidayat mengakui permasalahan pakan masih menjadi persoalan di kalangan peternah ayam petelor.
“Sudah banyak peternak yang mencoba efisiensi, mencampur pakan pabrik dengan bahan lokal seperti jagung, bungkil, tepung, tepung ikan, namun pelaksanaannya, pencampuran pakan tersebut hanya dilakukan berdasarkan perkiraan saja, sehingga kebutuhan nutrisi pakan ayam ras petelur terkadang tidak tercukupi yang berakibat pada menurunnya kualitas ayam serta produktivitas telur.”Kata Syahrif.
Lanjutnya, masalah pakan menjadi hal yang merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam pengembangan peternakan, berbagai cara sudah dilakukan untuk mencukupi nutrisi pakan ayam tersebut. Saat ini produksi telor menurun dan telor menjadi salah satu penyumbang inflasi.
“Alhamdulilah, Bank Indonesia Tasikmalaya, memberikan peralatan pengolahan pakan, mini feedmill. Yang diharapkan dengan adanya alat tersebut bisa memberikan peningkatan kualitas budidaya ayam petelor, yang akhirnya masyarakat akan sejahtera.”ucapnya.(ast-cms).