Tasikmalaya, pewarta.id – Sebanyak 3.214 lembar uang palsu diamankan Polres Tasikmalaya dari 7 orang sindikat pembuat dan pengedar uang palsu yang beroperasi wilayah Kabupaten Tasikmalaya.
Kapolres Tasikmalaya AKBP Suhardi Hery Heryanto mengatakan, Kasus tersebut diungkap pihaknya di kampung Gandok RT 03 RW 01 Desa Puspahiang Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya Senin 15 Mey 2023.
“Tujuh tersangka diantaranya CD, US, AH, SS, RDA, UT, H alias WH, 4 orang diamankan di wilayah Tasikmalaya, 2 orang di wilayah Garut, 1 orang di Subang dan 2 orang (DPO) inisial E, KL,” ungkap Kapolres Tasikmalaya AKBP Suharsi Hery Haryanto saat rilis kasus Rabu (24/5/2023).
Masih menurut Kapolres, dari tersangka, Polisi berhasil mengamankan 3214 lembar uang palsu, pecahan Rp. 50 dan Rp. 100 ribu emisi lama, dan baru, tahun 2022.
“Selain dibelanjakan uang palsu tersebut oleh tersangka juga menukar dengan modus titip transfer. Termasuk dijual dengan perbandingan satu uang asli untuk dua lembar uang palsu,” katanya
Tambah Kapolres, Uang palsu ini sudah diedarkan sebelum Idulfitri 2023 di sejumlah wilayah, seperti Kabupaten Tasikmalaya, termasuk di Garut dan Subang.
“Kami amankan selain uang palsu juga kami mengamankan barang bukti lain, seperti mesin sinar ultra violet, kertas plano, telepon genggam, kendaraan, serta cetakan uang,” ungkapnya.
Pelaku diancam Pasal 36 dan 26, Undang – undang nomor 7 tahun 2011, dengan ancaman penjara maksimal 15 tahun.”Denda paling banyak Rp. 10 miliar,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Aswin Kosotali menjelaskan, melihat dari barang bukti, kualitas uang palsu yang diedarkan para pelaku, sangat jauh dari bentuk asli. Bahkan, sangat mudah dikenali dengan metode dilihat, diraba, diterawang (3 D). “Ini kualitasnya buruk, sangat mudah dikenali,” ucapnya.
Menurut Aswin, pengungkapan ini merupakan temuan terbesar uang palsu di tahun 2023 di wilayah kerja BI Tasikmalaya. “Warga sebaiknya waspada dan berhati- hati, kenali uang dengan baik, dengan ditarawang, diraba, dilihat ” ucapnya.
Lanjut Aswin, Bank Indonesia terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, tentang pengetahuan uang rupiah. cinta rupiah.
“Pengungkapan ini diharapkan menjadi pengetahuan bagi masyarakat, sehingga masyarakat semakin paham, dan tentunya tidak mudah dikelabui dengan uang palsu,” pungkasnya.