TASIKMALAYA, pewarta.id – Sudah 3 tahun, Program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, berjalan yang berfokus pada imperisasi, bertumpu pada pengembangan, tahun ke 3 ini bertumpu pada pemanfaatan.berbagai sosialisasi pemanfaatan potensi kebudayaan desa sudah berjalan.
Komisi X DPR _RI bekerjasama dengan Direktorat pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan juga Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, melakukan kembali sosialisasi ini mengingatkan kembali terhadap desa desa yang memang sudah melakukan imperisasi dan pengembangan.
“Desa merupakan identitas budaya Indonesia, yang banyak memiliki potensi Budaya yang dapat dikembangkan, dengan melakukan pemilihan terhadap budaya budaya yang akan dimanfaatkan untuk kepentingan desa tersebut.” Kata Ferdiansyah, S.E., M.M. Anggota DPR-RI Komisi X, di Bale Room Krakatau Hotel Horizon Kota Tasikmalaya Sabtu 26 Agustus 2023.
Menurut Ferdiansyah, berdasarkan data Tahun 2017 Kabupaten Tasikmalaya memiliki luas wilayah 2.551,19 KM, dengan memiliki 39 Kecamatan dan 351 Desa, dengan memiliki jumlah penduduk mencapai 1.713.677 jiwa dan sebaran penduduk sebanyak 672 jiwa.
“Oleh karena itu tidak kalah penting untuk memberikan motivasi, memberikan informasi, memberikan pemantauan dan pembinaan pada desa desa yang ada di kabupaten Tasikmalaya menjadi desa budaya, Menggali dan mengungkap potensi budaya yang dimiliki desa dari sudut pandang masyarakat atau komunitas desa itu sendiri sebagai pemilik kebudayaannya” ujarnya.
Dengan pengembangan potensi budaya apa yang akan dilakukan masyarakat atau komunitas desa terhadap kebudayaan yang mereka miliki dalam upaya peningkatan nilai ekonomi untuk menyejahterakan masyarakat desa bersama dengan perangkat pemerintah desa.
“Target dan langkah kita ini memberikan kepercayaan kepada desa itu untuk memilih untuk apa yang akan dikembangkan, dan apa yang ingin dimanfaatkan, termasuk kepada pemerintahan desa.” ungkapnya
DPR RI dan mitra kami dari Direktor Jenderal pemberdayaan hanya memberikan pembinaan, bimbingan, dan pedoman, supaya desa itu maju.
“Untuk mendorong itu semua, ada beberapa hal yang sifatnya bantuan dari APBN untuk kemajuan desa, makanya kita kumpulkan para Kepala Desa untuk diberi pembinaan,” kata.
Di Tasikmalaya ini yang kita pahami tidak ada kaitan dengan tambang, untuk kita arahkan juga dengan konteks kemajuan dengan desa berbasis budaya diantaranya untuk wisatawan baik lokal maupun nusantara dan luar negeri.
Jadi tidak ada salahnya apabila kita juga mengembangkan Tasikmalaya menjadi tujuan wisata yang tentu dilengkapi dengan atraksi, dilengkapi dengan akses, dan tentu juga dengan amanitas.***