KOTA TASIKMALAYA, pewarta.id – Workshop Organic Waste Management sebagai komitmen Bank Indonesia Tasikmalaya untuk melakukan berbagai extra effort untuk pengendalian inflasi di wilayah Priangan Timur, walaupun perekonomian di Priangan Timur telah berangsur mengalami pemulihan. Namun, kita masih dihadapi oleh berbagai tantangan, salah satunya yaitu inflasi. Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Aswin Kosotali, memgatakan Kota Tasikmalaya sebagai sistercity Kota/Kabupaten di Priangan Timur pada 2022 telah mencapai 6,09% (ytd), melebihi sasaran inflasi nasional yaitu 3±1%.
“Tantangan inflasi terutama bahan pangan tentunya akan mempengaruhi kondisi ekonomi di keluarga masing-masing karena porsi bahan pangan atau volatile food sebesar 18,37% terhadap Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi, untk itu, pengendalian inflasi tidak hanya dari sisi regulasi melainkan perlu didukung oleh peran masyarakat, terutama peran penting wanita di rumah tangga.” Kata Kepala Bank Indonesia Aswin Kosotali, Rabu (7/12/2022).
Masih menurut Aswin, ini sebagai komitmen pihaknya untuk melakukan berbagai extra effort untuk pengendalian inflasi di wilayah Priangan Timur melalui Gerakan Nasional Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai langkah pengendalian inflasi dari sisi supply. Salah satu fokus program GNPIP yaitu melalui urban farming atau pertanian pekarangan untuk mengendalikan konsumsi di rumah tangga.
Peran wanita di rumah tangga sangat penting dalam kesejahteraan keluarga serta secara lebih luas dapat berdampak pada pengendalian inflasi. “Kami Bank Indonesia Tasikmalaya bersinergi dengan Persatuan Istri Pegawai Bank Indonesia (PIPEBI) Tasikmalaya melaksanakan Workshop Organic Waste Management dengan tujuan untuk mendorong pemanfaatan pekarangan rumah kepada masyarakat terutama para ibu untuk menghasilkan bahan pangan penuh nutrisi untuk dikonsumsi oleh keluarga, serta sebagai langkah nyata peran masyarakat dalam pengendalian inflasi dan mendukung ekonomi hijau (green economy) di daerah.
Kegiatan yang melibatkan beberapa kelompok perempuan di Priangan Timur seperti Tim Penggerak PKK Kota/Kab se-Priangan Timur, diantarnya Ikatan Wanita Perbankan (IWABA) Kota Tasikmalaya, Persatuan Istri TNI (Persit), Bhayangkari, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Priangan Timur. Bertujuhan pemberdayaan keluarga dalam peduli Implasi. Kegiatan tersebut juga di ramaikan stand basar produk KWT dan UMKM ramah Lingkungan.
Aswin menambahkan bahwa di tengah perkembangan teknologi masyarakat perlu memahami dan mulai mengadaptasi teknologi di kehidupan sehari-hari sehingga kegiatan ini juga ditujukan sebagai sarana literasi sistem pembayaran non-tunai melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan pembayaran. Dengan sistem pembayaran non tunai, transaksi masyarakat akan dicatat yang harapannya dapat memberikan masyarakat dapat lebih bijaksana dalam berbelanja. (Ast)