GARUT, pewarta.id – Pemerintah Kabupaten Garut menargetkan penurunan angka kemiskinan dari 19.4 % menjadi 1 digit di akhir tahun 2023. Hal tersebut diungkapkan Bupati Garut, Rudy Gunawan, di sela-sela kegiatan penyaluran bantuan beras di Desa Selaawi, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Selasa (12/09/2023).
Menurut Rudy, sebelumnya berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 8,8% pada tahun 2020 menjadi 10,4% pada tahun 2022. Namun, dampak pandemi Covid-19 membuat angka tersebut naik menjadi 10,8% di tahun 2021.
Rudy menyebut, dalam konteks angka kemiskinan, bahwa sekitar 10,4% penduduk Kabupaten Garut masih tergolong miskin, dengan 82 ribu orang di antaranya berada dalam kategori miskin ekstrem, atau sekitar 3% dari total populasi.
“Jadi dari 10,4%, 3%-nya miskin ekstrem, dan insya Allah itu sudah ada _by name by addres_ dan ada kartu keluarga, di mana kita semua akan fokus menyelesaikan masalah itu dengan berbagai strategi,” ujar Rudy.
Rudy menjelaskan bahwa pemerintah pusat memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebagai salah satu strategi, sementara Pemkab Garut fokus pada strategi perencanaan jangka panjang, termasuk pembukaan lapangan pekerjaan, investasi, peningkatan Indeks Pertanaman (IP), serta pengembangan infrastruktur seperti jalan usaha tani.
Bupati Garut menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Garut, khususnya kemiskinan ekstrem.
“Tentu kami bersungguh-sungguh untuk menyelesaikan itu (kemiskinan ekstrem), dan insya Allah mungkin kita akan bisa melihat kerja keras Pemda Garut di bulan November 2023, di mana angka kemiskinan 2023 akan dibuka kembali, Insya Allah kita ke satu digit ya,” ucapnya dengan nada optimis.
Rudy mengucapkan, terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dalam upaya penghapusan kemiskinan, serta mengajak semua stakeholder untuk bersatu dalam menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem.
“Ayo kita bergotong royong, semua stakeholder bersatu padu menyelesaikan masalah kemiskinan ekstrem,” pungjasnya.***ezds