Site icon Pewarta ID

Memecah Kode Komunikasi Gen Z: Tike Priatnakusumah Pimpin Dialog Lintas Generasi di Program “Cross Talk” Loka TV

Image of Whatsapp image 2025 09 02 at 20.26.10 bcd62e1a

JAKARTA, pewarta.id – Di era digital yang serba terhubung, sebuah paradoks ironis justru semakin mengemuka: semakin mudah kita terkoneksi secara teknologi, semakin sulit kita terhubung secara emosional, terutama antar generasi. Generasi X, yang dibesarkan di persimpangan era analog dan digital, dan Generasi Z, yang dunianya tak terpisahkan dari layar gawai, seolah berbicara dalam dua “bahasa” yang berbeda. Fenomena inilah yang coba dipecahkan oleh Loka TV melalui program terbarunya yang ambisius, “Cross Talk”. Menggandeng komedian dan presenter senior Tike Priatnakusumah sebagai nakhoda, acara ini dirancang bukan sekadar sebagai tontonan, melainkan sebuah laboratorium sosial untuk menerjemahkan dan mendamaikan dua dunia yang berbeda.

Program ini lahir dari sebuah diagnosis tajam atas kondisi sosial masyarakat kontemporer. Yuni Eko Sulistiono, Pimpinan Redaksi Loka TV, mengidentifikasi adanya “jeda komunikasi” yang berpotensi menjadi disrupsi keharmonisan, baik di ranah domestik maupun profesional. “Kegagalan saling memahami ini bukan lagi sekadar masalah sepele. Ini menyangkut kehangatan dalam keluarga dan sinergi di lingkungan kerja,” tegasnya. Untuk mewujudkan visi besar ini, Loka TV mempercayakan eksekusi produksi kepada PT. Strategy Art Entertainment (SAE), sebuah kemitraan yang menurut Direktur SAE, Dahlan Andrianto (Andree Dahlan), merupakan sebuah kehormatan karena dapat terlibat dalam proyek yang kaya akan manfaat sosial.

Tike Priatnakusumah sebagai Penerjemah Budaya

Ujung tombak dari misi “penerjemahan” ini adalah Tike Priatnakusumah. Pengalamannya berinteraksi langsung dengan para narasumber Gen Z selama proses produksi memberinya wawasan mendalam yang menantang stereotip yang selama ini melekat. Ia menemukan kunci untuk memecahkan kode komunikasi yang seringkali buntu.

“Banyak yang bilang ngobrol dengan Gen Z itu rumit. Saya katakan, itu susah-susah gampang,” ujar Tike. Kesulitannya, menurut Tike, terletak pada dinding prasangka yang dibangun oleh generasi lebih tua. Namun, kemudahannya akan ditemukan ketika kita bersedia mendengarkan lebih dalam.

Temuan terbesar Tike adalah membantah mitos bahwa Gen Z adalah generasi “sok tahu”. “Ini yang paling penting untuk dipahami. Mereka bukannya sok tahu, tapi mereka sesungguhnya tidak tahu dan punya rasa ingin tahu yang meluap-luap,” jelasnya. “Masalahnya, mereka seringkali bingung bagaimana cara bertanya kepada Generasi X tanpa dianggap lancang atau tidak sopan. Kebingungan inilah yang seringkali menciptakan miskomunikasi fatal.”

Dalam perannya, Tike bertindak lebih dari sekadar pembawa acara; ia menjadi mediator, seorang penerjemah budaya yang menjembatani gaya komunikasi lugas dan digital dari Gen Z dengan pendekatan yang lebih terstruktur dan hierarkis dari Gen Z. Ia menciptakan sebuah ruang aman di mana rasa penasaran Gen Z tidak lagi disalahartikan sebagai arogansi, melainkan dilihat sebagai undangan untuk berdialog.

Ruang Dialog untuk Masa Depan

Setiap episode “Cross Talk” menghadirkan narasumber Gen Z dari berbagai latar belakang—mulai dari mahasiswa, pegiat seni, hingga wirausahawan muda. Keragaman ini penting untuk menunjukkan bahwa Gen Z bukanlah entitas monolitik, melainkan sebuah spektrum individu dengan perspektif yang kaya. Mereka berdialog dengan Tike seputar tren, nilai-nilai, hingga sejarah, menciptakan sebuah pertukaran informasi dua arah yang mencerahkan.

“Program ini adalah bukti bahwa Gen Z sejatinya masih menaruh hormat pada kami yang lebih tua,” lanjut Tike. “Maka dari itu, ketika mereka bertanya, jangan pernah diabaikan. Tanggung jawab kita sebagai Generasi X adalah memberikan konteks dan pengalaman, agar rasa ingin tahu mereka terpuaskan dengan informasi yang benar, bukan sekadar menjadi ‘sok tahu’ dari kesimpulan dangkal.”

Sebagai sebuah investasi untuk keharmonisan sosial, “Cross Talk” akan mulai mengudara secara perdana pada 25 Agustus 2025. Program ini dapat disaksikan setiap hari Senin hingga Jumat pukul 10.30 WIB, dengan siaran ulang pada pukul 16.00 WIB, eksklusif di Loka TV.

Pada akhirnya, seperti yang diharapkan oleh Yuni Eko Sulistiono, “Cross Talk” bertujuan untuk menjadi lebih dari sekadar acara televisi. Ini adalah sebuah gerakan untuk merajut kembali benang-benang komunikasi yang kusut, sebuah upaya untuk memastikan bahwa “kehangatan khas Indonesia”—yang dibangun di atas fondasi saling pengertian dan rasa hormat—tidak akan lekang oleh perubahan zaman.

Facebook Comments Box
Exit mobile version