Site icon Pewarta ID

Beras Organik Tasikmalaya Lampaui Produksi, Pemkab Siapkan Strategi Pemasaran

Image of Img 20250927 wa0006

SINGAPARNA, pewarta.id – Kabupaten Tasikmalaya semakin menegaskan diri sebagai salah satu daerah sentra beras organik di Jawa Barat. Hal ini ditandai dengan panen raya terbaru yang berhasil menghasilkan sebanyak 5 ton beras organik siap jual. Pemerintah daerah kini bergerak cepat menyiapkan strategi pemasaran agar produk tersebut mampu menembus pasar lebih luas.

 

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin, menjelaskan capaian tersebut melampaui rata-rata produksi bulanan. Biasanya, Tasikmalaya hanya mampu memproduksi sekitar 1,8 ton per bulan. Namun pada panen kali ini, stok yang tersedia melonjak hingga 5 ton.

 

Menurut Tatang, tingginya permintaan beras organik menjadi peluang besar yang harus segera dimanfaatkan. Ia menilai, segmen pasar beras organik sangat potensial karena semakin banyak masyarakat yang peduli terhadap pola konsumsi sehat.

 

“Pasarnya jelas, permintaan terus meningkat. Itu sebabnya kami terus bersemangat menggenjot pemasaran,” ungkap Tatang saat ditemui pada Jumat (26/9/2025).

 

Peluang semakin terbuka setelah Pemkab Tasikmalaya menjalin koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Tatang mengungkapkan, di tingkat provinsi terdapat kebijakan yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk membeli beras organik. Kebijakan tersebut tentu bisa menjadi pintu masuk pemasaran produk lokal Tasikmalaya.

 

Jumlah ASN di Kabupaten Tasikmalaya sendiri tercatat sekitar 14.000 orang. Jika seluruhnya berkomitmen membeli beras organik produksi lokal, maka penyerapan pasar diyakini akan sangat optimal. Meski demikian, masih terdapat tantangan yang harus dihadapi.

 

Salah satu kendala utama adalah keterbatasan lahan organik yang sudah tersertifikasi. Dari total 500 hektar lahan padi organik yang ada, hanya sekitar 200 hektar lebih yang benar-benar memiliki sertifikasi resmi. Kondisi ini membuat kapasitas produksi belum bisa maksimal.

 

Sentra pertanian beras organik terbesar saat ini berada di wilayah Kecamatan Cipatujah. Namun, Pemkab Tasikmalaya tengah menyiapkan ekspansi ke daerah Tasik Utara dengan membuka lahan baru seluas 600 hektar yang dinilai berpotensi untuk ditanami padi organik.

 

Tatang mengakui, mengubah pola pikir dan kebiasaan petani masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. Proses tanam hingga panen beras organik relatif lebih lama dibanding padi konvensional. Karena itu, diperlukan komitmen bersama agar petani benar-benar mau beralih ke sistem organik.

 

“Kesulitannya memang ada pada perubahan mindset petani. Butuh proses dan waktu untuk mendorong mereka secara serentak beralih ke pola organik,” kata Tatang menegaskan.

Sementara itu, Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al Ayubi, menyampaikan kabar baik mengenai dukungan pendanaan. Pemerintah daerah telah menyetujui penggunaan dana talang untuk program Upland (Upgrading Agriculture Sector) yang dibiayai oleh Islamic Development Bank (IDB).

 

Menurut Asep, dana talang tersebut sangat penting untuk mempercepat realisasi program pertanian organik. Mekanismenya, pemerintah harus menyiapkan dana terlebih dahulu, kemudian pengelolaan lahan bisa langsung dikerjakan. Komitmen dari Pemerintah Pusat dan IDB dinilai menjadi jaminan keberlanjutan program.

 

Asep memastikan, hasil panen organik yang mencapai 5 ton sudah mulai masuk ke pasar. Selain terserap di tingkat lokal, sebagian produk juga sudah dipasarkan ke wilayah Bandung. “Alhamdulillah, hasil panen kita tidak menumpuk, justru sudah mulai diserap pasar,” tuturnya.

 

Sebagai langkah antisipasi menghadapi lonjakan produksi di masa depan, Pemkab Tasikmalaya berencana memperluas jaringan pemasaran. Salah satu yang sedang dijajaki adalah kerja sama dengan PD Jaya di Jakarta, agar beras organik Tasikmalaya dapat lebih dikenal di pasar ibu kota.

“Target pas bukan asn saja, tapi pasar khusus kota besar dan atrget ekspor” tambah Asep.

Langkah-langkah tersebut memperlihatkan keseriusan Pemkab Tasikmalaya dalam mengembangkan sektor pertanian organik. Percepatan sertifikasi lahan dan konsistensi perubahan pola tanam petani menjadi kunci utama keberhasilan. Dengan dukungan pasar yang jelas, terutama dari kalangan ASN, Tasikmalaya optimistis mampu menjadikan beras organik sebagai komoditas unggulan regional.***

 

 

Facebook Comments Box
Exit mobile version