CIAMIS, pewarta.id – Sebanyak 105 SMP negeri dan swasta se-Kabupaten Ciamis mengikuti ajang Olimpiade Bahasa Inggris yang digelar di Panjalu. Kegiatan ini menjadi yang pertama kali diselenggarakan di Ciamis, dengan tujuan meningkatkan kemampuan siswa sekaligus menyamakan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di seluruh sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Erwan Darmawan, menegaskan bahwa olimpiade ini bukan hanya soal kompetisi, melainkan wadah untuk memotivasi guru dan siswa agar terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
“Kami ingin memastikan tidak ada kesenjangan antar sekolah. Semua SMP harus mendapatkan kesempatan yang sama dalam pembelajaran bahasa Inggris. Kegiatan ini juga menjadi ruang bagi guru untuk berdiskusi dan menyusun silabus bersama, sehingga lebih terarah,” ujar Erwan.
Dari 105 sekolah yang berpartisipasi, panitia telah menyaring menjadi delapan besar yang akan maju ke tahap final. Untuk menjaga kualitas, pengawas dan soal olimpiade dipilih dengan ketat agar benar-benar sesuai standar bahasa Inggris internasional.
Erwan menambahkan, hasil olimpiade ini tidak akan berhenti pada kompetisi, tetapi akan ditindaklanjuti dengan distribusi soal ke seluruh kepala sekolah sebagai bahan evaluasi bersama.
“Harapan kami, guru dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, sementara siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Inggris. Ke depan, kami ingin anak-anak Ciamis bisa tampil percaya diri di level internasional, namun tetap mencintai budaya lokal,” tambahnya.
Kegiatan ini juga direncanakan menjadi agenda rutin tahunan, bahkan ditargetkan bisa berkembang hingga ke tingkat Jawa Barat dan nasional.
Salah satu peserta, Luthfiyyah Lutna, siswi kelas 9 SMPN 1 Panjalu, mengungkapkan pengalamannya mengikuti lomba tersebut. Ia mengaku melakukan berbagai persiapan bersama guru mata pelajaran sebelum tampil.
“Persiapannya, beberapa hari ke belakang kami belajar bersama-sama dengan guru-guru mapel di sekolah, juga mempelajari kosa kata baru dalam bahasa Inggris,” kata Luthfiyyah.
Meski begitu, ia tidak menampik ada tantangan yang cukup berat.
“Tantangan terbesarnya waktu belajar terbatas, ditambah kami belum terlalu paham banyak hal dalam bahasa Inggris yang luas. Yang cukup sulit itu istilah-istilah dalam olahraga, kadang membingungkan,” ujarnya.
Luthfiyyah juga bercerita bahwa dirinya terpilih menjadi delegasi sekolah karena ketertarikannya pada bahasa Inggris dan pengalaman ikut lomba sebelumnya.
“Saya memang suka bahasa Inggris dan sering ikut lomba-lomba. Senang bisa terpilih mewakili sekolah. Semoga ke depan bisa lebih maju lagi dalam berbahasa Inggris, bahkan bisa melaju ke tingkat internasional,” harapnya penuh semangat.
Meskipun belum beruntung menjadi juara, Luthfiyyah menegaskan dirinya tidak akan menyerah.
“Kali ini belum berhasil, tapi tetap semangat. Ke depannya saya akan belajar lebih rajin lagi supaya makin memahami bahasa Inggris,” pungkasnya.
Dengan semangat siswa-siswi yang tinggi, Olimpiade Bahasa Inggris diharapkan menjadi pijakan penting untuk membangun generasi muda Ciamis yang unggul, berdaya saing global, dan tetap berakar pada budaya bangsa.(N)