Panggung Puisi Hadir kembali di Tasikmalaya: “Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham”

Image of Img 20250821 wa0199

Tasikmalaya, pewarta.id – Komunitas Cermin Tasikmalaya bersama Diksi Tipsy Press kembali menghadirkan ruang kreatif lewat Panggung Puisi yang kali ini digelar di Kota Tasikmalaya. Acara bertajuk Malam Bincang dan Bedah Buku ini akan berlangsung pada Jumat, 22 Agustus 2025, mulai pukul 19.00 WIB di Buleud Gallery & Studio, Jalan Pemuda No. 1. Kota Tasikmalaya.

 

Ketua Komunitas Cermin Tasikmalaya, Ashmansyah Timutiah atau akrab disapa Kang Acong, menyampaikan bahwa panggung kali ini lebih seru dengan menghadirkan diskusi mendalam atas karya Annisa Resmana berjudul Telinga yang Tidak Dijual di Pasar Saham. Buku tersebut, kata Kang Acong, menyibak tubuh, sejarah, dan perlawanan melalui bahasa yang tak bisa dibeli.

Baca Juga :  Sejumlah Korban Kebakaran, Terpaksa Dievakuasi Dari Lantai 3 Gedung Asia Plaza Tasikmalaya.

 

“Panggung ini selalu kami hadirkan untuk mencari ruang didengar. Puisi adalah suara yang tak bisa dibungkam, dan malam ini kami rayakan di Tasikmalaya,” ujarnya.

 

Diskusi buku Annisa Resmana akan diperkaya oleh dua sosok penting, yakni sastrawan Acep Zamzam Noor dan penulis Alexandreia Wibawa, yang akan menjadi pembahas dalam forum. Kehadiran keduanya diharapkan mampu memberi sudut pandang yang tajam dan reflektif.

 

Tak hanya bincang buku, panggung juga akan diwarnai penampilan seni yang menggugah. Sejumlah nama siap menghidupkan malam lewat pembacaan puisi dan pertunjukan, di antaranya Agus AW, Qeis Surya Sangkala, Andrean Elang, Naza Fitri, Komunitas Kuluwung, Teater Elip, serta Teater Blok 3 Unsil.

Baca Juga :  Berbaur Dengan Warga, Satgas TMMD Ke - 115 Kodim 0612/Tasik Laksanakan Sholat Jum'at Bersama

 

Menurut Kang Acong, acara ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan ruang bersama untuk merayakan puisi sebagai medium kebebasan. “Mari datang, mari dengarkan. Mari rayakan puisi yang menolak untuk dijual, tapi selalu bersedia dibagikan,” ajaknya.

 

Acara ini terbuka untuk umum. Masyarakat Tasikmalaya diundang untuk hadir dan merasakan atmosfer sastra yang hangat, kritis, sekaligus merayakan keberanian bahasa dalam ruang bersama.

 

 

Facebook Comments Box

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *