Tasikmalaya, pewarta.id – Kehidupan beragama yang rukun menjadi modal utama membangun masyarakat damai. Pesan itulah yang ditegaskan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tasikmalaya, H. Dudu Rohman, S.Ag., M.Si., ketika hadir sebagai pemateri dalam kegiatan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya pada Selasa (19/08/2025).
Mengusung tema “Deteksi Dini dan Identifikasi Pemicu Intoleransi”, kegiatan yang berlangsung di Aula PLHUT Kemenag Tasikmalaya ini diikuti sekitar 40 peserta. Mereka terdiri atas Kepala KUA, Penyuluh Agama, Kepala Madrasah, hingga tokoh-tokoh agama di Tasikmalaya.
Dalam pemaparannya, H. Dudu menekankan pentingnya kewaspadaan dini terhadap potensi gesekan yang bisa memicu intoleransi. Menurutnya, konflik sosial kerap berawal dari isu kecil yang diabaikan, sehingga langkah pencegahan sejak awal mutlak diperlukan.
“Kerukunan antarumat beragama adalah pondasi utama membangun masyarakat damai. Kita harus peka dan segera mendeteksi hal-hal kecil yang berpotensi menimbulkan gesekan, agar tidak berkembang menjadi konflik besar,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa tokoh agama dan tokoh masyarakat memiliki posisi penting sebagai penjaga harmoni. Dialog yang sehat, sikap saling memahami, dan komitmen kebangsaan harus terus dipelihara.
“Kita semua punya tanggung jawab moral menjaga harmoni. Nilai toleransi yang diajarkan agama harus benar-benar hadir dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sebatas slogan,” tambahnya.
Menutup sambutannya, H. Dudu mengajak seluruh peserta forum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, FKUB, dan masyarakat dalam menciptakan Tasikmalaya yang damai dan harmonis.
“Mari kita jadikan perbedaan sebagai rahmat, bukan alasan untuk berpecah. Dengan persatuan, Tasikmalaya akan semakin maju,” pungkasnya penuh optimisme. ***