TASIKMALAYA, pewarta.id – Ajang Jayantara Priangan Timur 2025 kembali menghadirkan kejutan dengan digelarnya lomba plating yang melibatkan pelaku hotel, restoran, dan kafe (horeka) se-Priangan Timur. Kompetisi ini didukung Bank Indonesia Tasikmalaya bersama Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Gelaran yang berlangsung di Tasikmalaya ini diikuti 30 tim peserta yang datang dari Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran. Mereka unjuk kreativitas dalam menyajikan hidangan dengan sentuhan plating yang memikat.
Bahan utama yang dipilih panitia kali ini bukan bahan impor atau mewah, melainkan singkong dan terubuk. Kedua bahan pangan lokal tersebut menjadi tantangan sekaligus peluang bagi peserta untuk menunjukkan inovasi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya, Laura Rulida Eka Sari, menjelaskan, pemilihan bahan lokal memiliki tujuan strategis. “Kami ingin mengenalkan pangan lokal, khususnya terubuk, yang selama ini kurang dikenal masyarakat. Ini juga bagian dari edukasi diversifikasi pangan,” tuturnya.
Terubuk sendiri dikenal sebagai tanaman unik yang dulu banyak dikonsumsi masyarakat, namun kini jarang ditemui. Tanaman yang mirip alang-alang ini sekarang mulai dibudidayakan. “Dulu orang tua kita sering makan terubuk, tapi generasi sekarang banyak yang bahkan belum pernah mencicipinya,” tambah Laura.
Sementara itu, Asep Fitriadi, Executive Chef Hotel Santika Tasikmalaya, menyebut lomba plating ini membuka inspirasi baru. Menurutnya, singkong sudah akrab di dapur hotel, tetapi terubuk masih menjadi bahan yang asing. “Mulai besok kami akan mencoba menyajikan menu berbahan terubuk di hotel untuk memperkenalkan pada tamu,” ungkapnya.
Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga menjadi sarana memperkuat jejaring antar pelaku horeka di Priangan Timur. Dengan kreasi yang ditampilkan, diharapkan singkong dan terubuk bisa naik kelas dan diterima sebagai bahan kuliner modern.
Bank Indonesia menegaskan, lomba plating ini selaras dengan semangat Jayantara untuk menggerakkan ekonomi lokal melalui jalur kreatif, termasuk kuliner. UMKM kuliner didorong agar lebih inovatif sekaligus mampu menghadirkan nilai tambah dari bahan lokal.
Lebih jauh, Jayantara Priangan Timur 2025 ingin menunjukkan bahwa kekayaan pangan tradisional bisa menjadi inspirasi masa depan. Dari singkong hingga terubuk, Priangan Timur membuktikan bahwa inovasi kuliner bisa mendukung ketahanan pangan, memperkuat pariwisata, sekaligus membuka peluang bisnis baru.