Tasikmalaya, pewarta.id – Gelaran Fashion Show Jayantara Priangan Timur 2025 sukses memukau ribuan pengunjung yang memenuhi area stage utama. Sebanyak 24 busana hasil rancangan dari 12 UMKM binaan Bank Indonesia Tasikmalaya diperagakan oleh model di atas catwalk, mencuri perhatian dengan kreativitas dan sentuhan lokal yang kental.
Deretan butik dan pelaku UMKM yang tampil antara lain Amily Sheika Hijab, Tiasafara Boutique, Niena Abbad Butik, We Craft Style, Mia Bordir, Bina Bordir Dewi Noor, Fadsan, Hande, Dthree Finclo, serta beberapa pengrajin lainnya. Mereka menampilkan koleksi busana modern yang tetap berpijak pada identitas wastra dan kerajinan Priangan Timur.
Sorak sorai penonton terdengar setiap kali busana unik melintas di atas panggung. Bahkan beberapa koleksi mendapat tepuk tangan panjang karena dinilai mampu memadukan nilai tradisi dan gaya kekinian. Kehadiran fashion show ini memperlihatkan bahwa UMKM lokal bukan hanya tangguh secara ekonomi, tetapi juga mampu bersaing di ranah industri kreatif.
Menariknya, ajang ini tidak hanya menghadirkan nama-nama besar di dunia fashion Priangan Timur, tetapi juga membuka ruang bagi talenta muda. Salah satunya Sevianifozia, dari Dthree Finclo, asal Tasikmalaya, yang memboyong karyanya berjudul “Samuhita”.
Dalam koleksinya, Sevianifozia menampilkan tiga elemen desain yang ia satukan menjadi sebuah kesatuan harmonis. Ia menyebut detail “lipik-lipik” sebagai inspirasi dari tatanan kabur khas lokal, dipadu dengan aksen kayung gelis yang memberi kesan anggun pada busana yang ditampilkan.
“Konsep Samuhita ini artinya satu kesatuan dari tiga elemen berbeda yang saya coba padukan. Dari susunan atas sampai bawah, saya ingin busana ini terlihat anggun, rapi, dan punya makna filosofis,” ujar Sevianifozia.
Ia menambahkan, dalam koleksi tersebut ia menggunakan batik semi tulis dari Royal Fin Batik. Kain ini dipilih karena memiliki warna unik yang jarang ditemui. “Kalau sudah dibuat, warnanya susah dicari lagi karena harus PO. Jadi koleksi ini lebih eksklusif dan limited,” katanya.
Tak hanya soal kain, Sevianifozia juga melibatkan pengrajin lokal untuk memperkuat karakter busana rancangannya. Ia menggunakan aksesoris dari rotan karya perajin Rajapolah, Tasikmalaya. “Saya ingin mengangkat juga kerajinan lokal, supaya runway ini tidak hanya menampilkan busana, tapi juga kekayaan kriya dari daerah sendiri,” ungkapnya.
Keberanian Sevianifozia tampil di panggung besar Jayantara mendapat apresiasi dari penonton. Banyak yang menilai karya desainer muda ini segar dan membawa perspektif baru bagi dunia fashion lokal. Kehadirannya diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lain untuk berkarya.
Sementara itu, Laura Rulida Eka Sari, Kepala BI Tasikmalaya, menegaskan bahwa fashion show merupakan bagian penting dari Jayantara 2025. “Kami ingin UMKM Priangan Timur naik kelas. Melalui fashion, kita bisa tunjukkan bahwa produk lokal memiliki nilai seni, kualitas, dan daya saing yang tinggi,” ujarnya.
Menurut Laura, keikutsertaan 12 UMKM dalam fashion show ini adalah bukti nyata bagaimana kolaborasi bisa mendorong kreativitas. Ia berharap ke depan semakin banyak brand lokal yang lahir dari daerah Priangan Timur dan dikenal secara nasional bahkan global.
Harapan serupa juga diungkapkan Sevianifozia. “Saya berharap Jayantara ke depan bisa mengangkat lebih banyak lagi UMKM. Tidak hanya brand yang sudah mapan, tetapi juga yang baru merintis agar sama-sama punya ruang untuk berkembang,” tuturnya.
Fashion show kali ini menjadi momentum penting untuk memperlihatkan wajah baru industri mode Priangan Timur. Kreativitas desainer lokal dipadukan dengan kekuatan UMKM, mempertegas peran sektor kreatif dalam mendukung ketahanan ekonomi daerah.
Dengan sorotan lampu panggung, riuh tepuk tangan penonton, dan koleksi busana yang memadukan tradisi serta inovasi, Jayantara Priangan Timur 2025 membuktikan bahwa UMKM bukan hanya soal produk pangan atau kerajinan, tetapi juga bagian penting dari industri fashion yang membanggakan.