Restorasi PGRI Ciamis: Nanang Heryanto Siap Dampingi Edi Rusyana Noer

Nanang Heryanto Konsisten Suarakan Restorasi PGRI Ciamis. (Foto: Ist)
Nanang Heryanto Konsisten Suarakan Restorasi PGRI Ciamis. (Foto: Ist)

CIAMIS, Pewarta.id,- Menjelang pemilihan Ketua PGRI pada Juni–Juli 2025 mendatang, Nanang Heryanto menyatakan kesiapannya untuk mendampingi Edi Rusyana Noer, atau akrab disapa “Apih Edi”.

Selain sebagai kepala SDN 3 Baregbeg Lakbok, sosok Nanang Heryanto juga dikenal vokal menyuarakan berbagai hal terkait pendidikan, terutama kepentingan guru.

Pernyataan kesiapan Nanang disampaikan secara terbuka ke sejumlah media, Sabtu (24/5/2025).

Dia menegaskan bahwa langkahnya untuk maju bukan didorong oleh ambisi pribadi, melainkan oleh dorongan idealisme dan tanggung jawab moral sebagai bagian dari komunitas pendidik.

“Saya bukan siapa-siapa. Saya hanya seorang kepala sekolah yang ingin memperjuangkan suara guru SD yang selama ini belum sepenuhnya terwakili dalam kebijakan organisasi,” ujar Nanang dengan nada merendah namun tegas.

Menjawab Tantangan Zaman

Menurut Nanang, tantangan pendidikan ke depan semakin kompleks, baik secara struktural, kultural, maupun digital.

Ia melihat PGRI perlu terus berkembang menjadi organisasi yang lebih inklusif, dinamis, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Selama ini, ia dikenal sebagai sosok yang aktif membangun inisiatif berbasis komunitas guru di tingkat kabupaten.

Salah satu yang cukup monumental adalah keterlibatannya dalam Tim PGRI Smart Learning & Character Center (PSLCC), yang menjadi pionir pelatihan berbasis teknologi dan karakter di lingkungan PGRI Ciamis.

Pola pelatihan yang dikembangkan PSLCC menggabungkan pendekatan digital dengan penguatan nilai kemanusiaan dan spiritualitas guru.

Baca Juga :  Jabar Caang 2025: Ribuan Warga Ciamis Bakal Dapat Listrik Gratis

Hasilnya tidak sekadar peningkatan kompetensi, tetapi juga terbentuknya ekosistem pembelajaran yang lebih menyentuh sisi batiniah pendidik.

“Kami tidak hanya melatih guru untuk cakap teknologi, tetapi juga kuat secara mental dan spiritual. Karena hanya guru yang utuh yang bisa mendidik secara utuh,” ucap Nanang.

Karya Kolektif dan Rekognisi Nasional

Di luar pelatihan, Nanang juga menjadi inisiator lahirnya komik edukasi hasil karya kolektif guru-guru Ciamis yang dilatihnya bersama tim.

Komik ini berhasil meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai komik pendidikan pertama dan tertebal yang diterbitkan oleh organisasi guru.

Komik tersebut tidak hanya menjadi media literasi alternatif bagi siswa dan guru muda, tetapi juga menjadi simbol bahwa guru bisa berkarya di luar ruang kelas secara kolaboratif dan bermakna.

“Komik ini adalah media untuk menyampaikan nilai-nilai moral, inspirasi, dan profesionalisme guru dengan cara yang dekat dan menyenangkan,” ungkapnya.

Restorasi, Bukan Revolusi

Dalam pandangan Nanang, PGRI sebagai organisasi profesi tidak boleh tercerabut dari akarnya.

Ia menyebut gerakan restorasi yang digaungkannya bukanlah revolusi yang memutus masa lalu, melainkan perbaikan berkelanjutan yang menghormati kontribusi para pendahulu.

“Organisasi ini dibangun dengan keringat dan dedikasi para guru sebelumnya. Kita tidak boleh mengabaikannya. Restorasi yang kami maksud adalah revitalisasi yang menjaga nilai, namun berani berinovasi,” ujarnya.

Ia meyakini bahwa kolaborasi lintas generasi adalah kunci untuk menjaga kesinambungan organisasi.

Dalam konteks ini, guru senior perlu menjadi mentor yang bijak, sementara guru muda diberi ruang untuk berinovasi dan tampil.

Baca Juga :  Sule Resmikan Saung Sule Ciamis, Wisata Edukasi Baru di Tatar Galuh

“Yang muda bukan ancaman, justru energi baru. Yang tua bukan beban, tetapi sumber kebijaksanaan,” tambahnya.

Membangun Rumah Bersama

Menjelang kontestasi pemilihan, Nanang menyampaikan permohonan doa, dukungan, dan mandat kepada seluruh pemilik hak suara dari 27 kecamatan di Kabupaten Ciamis.

Ia menyadari bahwa kekuatan PGRI terletak pada kepercayaan anggotanya.

“Saya mohon kepercayaan dari rekan-rekan guru agar bisa menjalankan amanah ini dengan integritas. Ini bukan tentang jabatan, ini tentang pelayanan,” ujarnya dengan suara bergetar.

Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada seluruh guru dan tenaga pendidik untuk bersama-sama membangun PGRI sebagai rumah bersama, tempat bertumbuh, berbagi, dan memperjuangkan masa depan pendidikan yang lebih bermakna.

“PGRI harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan hak guru, sekaligus agen perubahan pendidikan. Bersama, kita bisa wujudkan Galuh Tangguh melalui guru-guru yang tangguh secara lahir dan batin,” pungkas Nanang.

Pemilihan Ketua PGRI Kabupaten Ciamis 2025 diperkirakan akan menjadi momentum strategis dalam menentukan arah dan masa depan organisasi.

Pasangan Edi Rusyana Noer dan Nanang Heryanto hadir sebagai kandidat dengan rekam jejak kolaboratif, semangat pembaruan, serta komitmen kuat terhadap profesionalisme guru.

Di tengah dinamika internal organisasi dan tantangan eksternal yang semakin kompleks, pilihan para guru akan menjadi penentu wajah baru PGRI, sebagai rumah besar profesi guru yang tidak hanya kokoh di masa lalu, tetapi juga siap menjawab masa depan.***

Facebook Comments Box

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *