Perkuat Sinergi Cegah Radikalisme, TNI dan Kominda Ajak Ormas Islam Jaga Keamanan Kota Tasikmalaya

Image of Kodim 0612 tasikmalaya
istimewa

Tasikmalaya, Pewarta.id – Dalam rangka menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan di Kota Tasikmalaya, Kominda berkolaborasi dengan TNI dari Kodim 0612 Tasikmalaya serta Pemerintah Kota Tasikmalaya, menggelar Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan organisasi masyarakat Islam.

FGD yang mengangkat tema “Menegakkan Persatuan Bangsa: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat dalam Menjaga Stabilitas Pertahanan dan Keamanan” ini menghadirkan sejumlah tokoh ormas Islam dan diisi oleh pemateri dari unsur TNI.

Pasi Intel Kodim 0612 Tasikmalaya, Kapten Inf Herlan Ramdhani, yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan pentingnya sinergi antara seluruh elemen bangsa dalam menjaga keamanan. Menurutnya, urusan pertahanan dan keamanan bukan hanya menjadi tanggung jawab TNI dan Polri, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat.

“Kami berkomitmen mendukung penuh langkah-langkah pemerintah daerah untuk menciptakan kondisi aman dan kondusif di Kota Tasikmalaya,” ujar Kapten Herlan, yang akrab disapa Mang Haji Ule.

Dalam paparannya, Herlan juga berbagi pengalaman ketika bertugas di wilayah konflik seperti Papua, Maluku, dan khususnya Ambon, yang pernah dilanda kerusuhan berlatar perbedaan agama pada tahun 1999. Ia menyebutkan bahwa konflik tersebut menimbulkan korban jiwa, kerusakan tempat ibadah, serta menghancurkan kehidupan sosial masyarakat Ambon kala itu.

Baca Juga :  Moment Bulan Ramadhan Polres Tasikmalaya Memberikan Bansos Puluhan Kilo Beras dan paket Sembako Kepada Para Santri.

“Pengalaman di Ambon menjadi pelajaran penting bahwa menjaga toleransi dan komunikasi antarumat beragama sangat krusial untuk mencegah konflik horizontal,” tegasnya.

Ia menegaskan pentingnya membangun komunikasi dan silaturahmi yang erat antara ormas Islam, pemerintah, serta unsur pertahanan seperti TNI dan Kominda. Selain menjaga stabilitas, kolaborasi ini juga bisa menjadi benteng melawan masuknya paham radikal yang kerap menyusup melalui media sosial, pendidikan informal, atau bahkan aktivitas sosial keagamaan.

“Paham radikal bisa tumbuh subur di masyarakat yang lemah secara ekonomi, sosial maupun pendidikan. Oleh karena itu, pendekatan humanis dan edukatif harus terus dilakukan,” ucapnya.

Baca Juga :  Di Ciamis. Program Hibah Dari Kementrian ESDM Diduga Dimanfaatkan Caleg

Menurutnya, penguatan empat pilar kebangsaan—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—harus menjadi landasan bersama dalam menangkal ideologi menyimpang. Radikalisme, katanya, bukan sekadar masalah agama, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi, hingga psikologis.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesatuan Bangsa (Kesbangpol) Kota Tasikmalaya, Ajat Sudrajat, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menilai peran TNI dan Kominda sangat penting dalam menyukseskan berbagai program pemerintah, mulai dari ketahanan pangan, pelayanan kesehatan gratis, hingga pencegahan konflik sosial.

“Sinergi ini harus terus ditingkatkan. Situasi yang aman dan kondusif sangat penting untuk memperlancar pembangunan dan program strategis nasional di daerah,” ujar Ajat.

FGD ini diharapkan menjadi ruang diskusi yang produktif dalam memperkuat kesadaran bersama terhadap ancaman ideologi radikal, serta mempererat persatuan di tengah masyarakat Kota Tasikmalaya yang majemuk.

Facebook Comments Box

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *