Jakarta,PEWARTA.id- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga meski ada ketidakpastian global. Hal ini disampaikan dalam Rapat Dewan Komisioner OJK pada 28 November 2024.
Menurut Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK, M. Ismail Riyadi, “Stabilitas sektor jasa keuangan terus terjaga.”
Kinerja perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan triwulan III sebesar 4,95% (yoy) dengan inflasi terkendali.
Namun, pelemahan terlihat pada beberapa indikator, seperti penjualan ritel dan indeks kepercayaan konsumen.
Pasar Modal Melemah, Obligasi Stabil
Indeks saham domestik melemah 6,07% pada November 2024, dengan kapitalisasi pasar turun 5,48% menjadi Rp12.000 triliun. Namun, pasar obligasi mencatatkan kenaikan, dengan indeks obligasi ICBI naik 0,15%.
Mengenai pasar modal, Ismail menegaskan, “Kami terus memantau perkembangan pasar dan mendukung stabilitasnya.” ucapnya.
Perbankan Tumbuh Positif
Kredit perbankan tumbuh 10,92% (yoy) menjadi Rp7.656,9 triliun, didukung oleh kredit investasi dan konsumsi. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 6,74% menjadi Rp8.751,16 triliun.
“Pertumbuhan kredit tetap kuat dengan risiko yang terjaga,” ujar Ismail.
Aset Kripto dan Keuangan Syariah Naik
Transaksi aset kripto sepanjang 2024 melonjak hingga Rp475,13 triliun, mencerminkan tren bullish. Industri keuangan syariah juga mencatatkan pertumbuhan, dengan pembiayaan naik 11,94%.
“Kami mendorong regulasi aset digital yang lebih kuat,” tambah Ismail.
Langkah Penegakan dan Edukasi
OJK menindak tegas pelanggaran, menghentikan 2.930 pinjaman online ilegal dan 310 investasi ilegal pada 2024. Di sisi lain, OJK telah menjangkau lebih dari 6 juta peserta melalui program literasi keuangan.
“Upaya literasi terus kami tingkatkan untuk masyarakat,” tegas Ismail.
Dengan langkah-langkah strategis, OJK optimistis sektor jasa keuangan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.